Jumat, 27 Februari 2015

Materi belajar Sistem Ekskresi Manusia (Konsep Sains UMK Kudus)

Diposting oleh Unknown di 14.08


Dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan berbagai aktivitas. Energi untuk melakukan aktivitas tersebut berasal dari proses metabolism dalam tubuh. Metabolisme dalam tubuh manusia tidak hanya menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh juga menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem ekskresi. Pengeluaran zat-zat ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bahkan bisa mengakibatkan kematian jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh.
Proses ekskresi melibatkan organ-organ khusus dan membentuk suatu sistem ekskresi. Sistem ekskresi ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh. Berikut bahasan mengenai Sistem Ekskresi pada Manusia.

A.    Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi manusia terdiri atas organ-organ ekskresi. Organ-organ ekskresi manusia berupa ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
1.      Ginjal
a.      Letak Ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
b.      Fungsi ginjal
1)      Membuang sisa metabolisme tubuh (zat yang bersifat racun).
2)      Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
3)      Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
4)      Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu membuang garam yang berlebihan dan menahan garam apabila jumlahnya berkurang.
5)      Menghasilakan zat yang berperan dalam pementukan sel darah merah (eritrosit) di sumsum tulang.
c.       Struktur Ginjal
Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar, medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) bowman Dan glomerulus. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus. 'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle.
Pada medula tredapat piramida ginjal yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh yang berfungsi mengumpulkan hasil ekskresi. Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan dengan ureter yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih berfungsi sebagai tempat penampung urin sementara. Jika kantong kemih telah banyak urin, dinding kantong akan tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kantong meregang. Akibatnya akan timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya akan dikeluarkan melalui uretra.

d.      Proses Pembentukan Urine
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1)      Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan masuknya darah yang mengandung banyak sisa metabolisme melalui pembuluh nadi ginjal. Kemudian darah tersebut masuk ke nefron dan akan diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan hidrostatik, tekanan osmotik dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Tekanan hidrostatik yaitu tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan osmotik yaitu tekanan yang dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membaran filtrasi.
Pada proses filtrasi ini sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak turut dikeluarkan. Sementara itu zat-zat kecil terlarut dalam plasma darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, dan garam lainnya. melewati saringan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, yang mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.


2)      Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air penyerapannya secara pasif melalui peristiwa osmosis yang disebut reabsorpsi obligat. Penyerapan air tidak hanya terjadi pada tubulus kontortus proksimal namun terjadi juga di tubulus kontortus distal. Jika di tubulus kontortus proksimal penyerapannya secara pasif, di tubulus kontortus distal penyerapannya secara aktif yang disebut reabsorpsi fakultatif. Berlangsungnya reabsorpsi fakultatif ini tergantung pada kebutuhan. Jika tubuh terlalu banyak mengandung air, air tidak kan direabsorpsi, sebaliknya jika tubuh sedikit air maka air akan direabsorpsi. Rebsorpsi di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis. Apabila sekresi hormon ADH dari kelenjar hipofisis sangat berkurang, maka reabsorpsi ini akan berkurang.
Setelah terjadi reabsorpsi substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Dan tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3)      Penambahan zat (Augmentasi)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal (pelvis renalis), selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
e.       Gangguan atau kelainan pada ginjal
1)      Albuminuria
Tanda        : urine banyak mengandung albumin
Penyebab   : kerusakan saringan ginjal,
Akibat       : tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah
Pengobatan:
2)      Batu ginjal
Tanda        : urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih
Penyebab   : konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat       : sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah
Pengobatan: melalui operasi atau pembedahan
3)      Nefritis
Tanda        : radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
Penyebab   : infeksi bakteri streptococcus
Akibat       : Uremia (masuknya kembali asam urin dan ureake pembuluh darah)  dan Oedema (Penibunan air di kaki karena reabsorpsi terganggu)
Pengobatan:
4)      Gagal ginjal
Tanda        : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab   : nefritis (radang ginjal)
Akibat       : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah
Pengobatan: cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
5)      Hematuria
Tanda        : Adanya sel darah merah di dalam urin
Penyebab   : peradangan di saluran kemih (bisa di ginjal, ureter, kandung kemih atau uretra)
Akibat       :
Pengobatan:
6)      Diabetes Insipidus
Tanda        : meningkatnya jumlah urine (20 – 30 kali lipat)
Penyebab   : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat       : sering buang air kecil
Pengobatan: pemberian ADH sintetik
7)      Diabetes Melitus
Tanda        : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab   : kekurangan hormon insulin
Akibat       : luka sulit sembuh
Pengobatan: pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa darah.

2.      Hati
Hati adalah alat ekskresi yang berukuran paling besar. Organ ini mempunyai berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 3-5 % dari berat badan kita. Hati mempunyai keunikan diantaranya dapat memperbaharui dan menumbuhkan kembali sel-sel yang sudah rusak karena berbagai luka atau penyakit. Namun, jika hati mengalami kerusakan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, maka kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan hati yang tidak dapat diperbaharui.
a.      Letak Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, yang terdapat di rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma, berwarna kecoklatan.
b.      Fungsi Hati
1)      Hati sebagai tempat untuk menyimpan energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk glikogen. Glikogen dibentuk dari suatu jenis zat gula yang disebut glukosa. Ketika kadar gula dalam darah tinggi, hati mengkombinasi molekul-molekul glukosa yang tersusun dalam rantai panjang menjadi glikogen melalui proses glikogenesis. Ketika kadar glukosa dalam darah rendah dari kebutuhan tubuh, hati akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
2)      Hati menyimpan vitamin-vitamin
Hati mengambil vitamin dari aliran darah yang diangkut oleh pembuluh portal hepatic. Hati kemudian mengumpulkan dan menyimpan persediaan vitamin A, B, D, E dan K. Vitamin ini dapat disimpan dua sampai empat tahun.
3)      Hati sebagai pabrik kimia tubuh
Beberapa protein penting yang ditemukan di dalam darah dihasilakn oleh hati. Salah satu jenis protein tersebut ialah albumin. Albumin berfungsi membantu ketersediaan kalsiium dan unsur-unsur penting lain dalam aliran darah. Albumin juga membantu pergerakan air dari aliran darah ke jaringan tubuh. Selain albumin, hati juga memproduksi globin. Globin turut membentuk hemoglobin yang merupakan pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jenis protein lain yang ditemukan dalam hati ialah globulin. Globulin yaitu sekelompok protein yang didalamnya terdapat antibody. Globulin berperan dalam sistem kekebalan tubuh yang berkombinasi dengan antibodi melawan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Selain itu, globulin juga merupakan kunci dari membran sel yang mengangkut lemak dalam aliran darah ke dalam jaringan tubuh. Zat kimia lain yang dihasilkan oleh hati ialah fibrinogen dan protombin. Zat kimi ini membantu menyembuhkan luka dan membantu darah membentu zat pembeku dan kolestrol.
4)      Hati sebagai pembersih atau detoksifikasi
Hati membantu membersihkan zat-zat racun, seperti obat dan alcohol dari aliran darah. Hati melakukannya dengan cara menyerap zat-zat berbahaya tersebut lalu menetralkannya menggunakan cairan empedu.
5)      Hati memproduksi cairan empedu
Hati mengekskresikan cairan empedu yang mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolestrol, fosfolipid (lesitin), zat warna empedu (pigmen bilirubin dan biliverdin), dan beberapa ion.
c.       Struktur Hati
Struktur dan bentuk hati sangat sederhana. Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit menindih. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran kecil. Setiap lobus terdiri dari banyak lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Struktur lobulus berbentuk persegi enam dengan panjang 1 mm.
Bagian terluar hati diselaputi oleh kapsula hepatika. Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah, yaitu arteri hepatika dan vena portal hepatika. Arteri hepatika mengangkut 30% darah dari jumlah total darah di hati. Darah ini berasal dari percabangan aorta sehingga darah yang diangkut merupakan darah yang mengandung banyak oksigen. Sementara itu, darah yang diangkut vena portal hepatika mengangkut 70% dari jumlah total darah yang ada di hati. Darah ini mengangkut sari-sari makanan dari usus halus. Pembuluh yang mengangkut darah keluar darihati yaitu vena hepatika. Pertemuan antara pembuluh arteri hepatika dengan vena portal hepatika  membentuk sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel ini bertugas menfagositosis organisme asing atau zat-zat berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin ini kemudian diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu.
Jaringan hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lacuna sedangkan antara hepatosit satu dengan hepatosit lainnya dipisahkan oleh kanalikuli.

d.      Proses Perombakan Histiosit
Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua (Histiosit). Hemoglobin ini akan diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah. Globin digunakan dalam pembentukan hemoglobin baru. Sementara itu, hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dan biliverdin ini merupakan zat warna empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut akan ekskresikan ke usus halus melaluui saluran empedu dan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan. Cairan empedu berperan mencerna dan mengabsorpsi lemak dalam usus, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, serta membentuk urea dan amonia yang diangkut ke ginjal dan dikeluarkan bersama urin.

e.       Gangguan Atau Kelainan Pada Hati
1)      Hepatitis atau radang hati
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan berdosis tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus hepatitis. Radang hati ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi pada organ tubuh yang lain.
Macam-macam hepatitis sebagai berikut.
a)      Hepatitis A
Hepatitis A terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan organ hati yang terjadi secara mendadak. Kerusakan ini disebabkan oleh virus hepatitis A yang biasa ada di air yang kotor.
b)      Hepatitis B
Hepatitis B terjadi akiba adanya kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit ini umumnya menyerang orang dewasa. Pada umumnya penyalit ini muncul akibat dari kekebalan tubuh yang menurun. Hepatitis B dapat menular melalui kontak darah, keringat, dan air liur.
c)      Hepatiitits C
Hepatitis C terjadi akiba adanya kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Penyakit ini biasanya ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang lain melalui darah, jarum suntik, atau ibu hamil kepada janinnya.
Penyakit hepatitis ini ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a)      Lemah, letih, lesu dan nyeri otot.
b)      Demam ringan
c)      Mual, nafsu makan menurun, dan tubuh menguning (mata, kullit menguning)
d)     Air kencing berwarna gelap dan feses pucat.
2)      Penyakit kuning (jaundice)
Penyakit kuning dapat menyerang orang dewasa atau anak-anak. Gejala awal ditandai dengan warna kulit dan mata menjadi kuning. Penyakit ini merupakan gejala awal yang menunjukkan adanya gangguan pada hati, penyumbatan saluran empedu, atau adanya gangguan pada metabolism bilirubin.
Gejala penyakit ini diantaranya mata dan kulit berwara kuning, terjadi demam, cepa tlelah, pusing, kadang disertai pingsan. Kullit dan mata menjadi kuning karena bilirubin dalam tubuh meningkat. Peningkatan bilirubin ini mengakibatkan kinerja hati menjadi terganggu.
3)      Sirosis Hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit ini ditandai oleh kerusakan pada sel hati yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi obat-obatan atau minuman beralkohol. Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, adanya sel tumor atau kanker, serta adanya penumpukkan racun dalam tubuh yang berlebihan.
Gejalanya :
a)      Perut kembung dan banyak angin, nyeri pada daerah ulu hati
b)      Perut mengeras dan membesar
c)      Demam, meriang, dan tubuh sulit digerakkan.
4)      Atresia Bilier
Atresia bilier adalah suatu keaadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Padahal fungsi dari system empedu adalah membuang limbah metabolis dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Pada atresia bilier terjadi karena proses peradangan berkepanjangan yang menyebabkan hambatan atau penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, jika tidak diobati bisa berakibat fatal.

3.      Kulit
a.      Fungsi kulit
1)      Pelindung (proteksi) tubuh terhadap kerusakan fisik karena gesekan, kuman penyakit, zat kimia, panas.
2)      Mengatur suhu tubuh,
3)      Menyimpan cadangan makanan berupa lemak
4)      Tempat pembentukan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
5)      Sebagai alat indra peraba/menerima rangsang dari luar.
6)      Kulit  sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan keringat yang di hasilkan oleh kelenjar keringat / granula sudorifera.
b.      Struktur Kulit
Kulit adalah pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Ketebalan kulit pada setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata ketebalannya 1-2 mm. Berdasarkan strukturnya kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat), dan hypodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1)      Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm. Epidermis tersusun atas lapisan tanduk/ jangat (stratum korneum), stratum lusidum, lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum.
a)      Stratum korneum
Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk/ jangat (stratum korneum)  merupakan jaringan mati dan terdiri atas 50 lapisan sel mati. Lapisan ini sering mengelupas (deskuamasi) secara perlahan-lahan dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
b)      Stratum Lusidum
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum.
c)      Stratum granulosum
Lapisan granula (stratum granulosum) Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
d)     Stratum germinativum
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru, stratum spinosum merupakan lapisan berduri yang sel-selnya berduri yang masih mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri . Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
2)      Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan epidermis. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
a)      Kelenjar Keringat (Glandula sudorifera)
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas tubuh yang meningkat akan menghasilkan keringat yang lebih banyak, guncangan emosi akan meningkatkan pengeluaran keringat dan r angsangan saraf simpatik akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung dll.
b)      Kelenjar Minyak (Glangula sebasea)
Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut, menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
3)      Hipodermis (Jaringan Ikat Bawah Kulit)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak. Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan, menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, misalnya bagi orang yang bertempat tinggal ditempat dingin dan sebagai bantalan pelindung tubuh terhadap benturan benda luar.
c.       Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Keringat tersusun dari air, garam mineral (NaCl), sedikit NH3.       
d.      Mekanisme pengeluaran keringat
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus otak. Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimkannya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
e.       Gangguan atau kelainan pada Kulit
1)      Xerosis
Xerosis merupakan keadaan kulit yang tampak kering dan kasar. Kedaan ini terjadi pada seluruh tubuh terutama pada tungkai bawah yang disebabkan oleh kelembapan kulit yang rendah. Peradangan ini disebabkan adanya peradangan kelainan pada lapisan tanduk.
2)      Lentigo
Lentigo ditandai dengan adanya bercak-bercak hiperpigmentasi pada kulit, berwarna coklat hitam.
3)      Kanker Kulit
Kanker kullit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang bersifat ganas yang mampu menyebabkan kematian.
4)      Eksim atau Dermatitis
Eksim ditandai dengan kulit yang meradang dan mengalami iritasi. Radang ini umumnya terjadi dibagian tangan dan kaki. Eksim jika dibiarkan dapat menimbulkan rasa gatal dan memicu terjadinya infeksi. Oleh karena itu, eksim perlu diobati untuk menghilangkan rasa gatal.
5)      Scabies (kudis)
Scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi caplak atau tangau (Sarcoptes scabiei). Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa gatal pada malam hari, tampak lepuh-lepuh kecil dan terjadi abrasi yang dikarenakan garukan dan goresan. Penyakit ini dapat menular melalui kontak kulit, tidur seranjang dan menggunakan handuk secara bersama dengan orang yang terinfeksi.
6)      Kusta atau Lepra
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae. Penyakit ini apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
7)      Jerawat
Jerawat merupakan kondisi abnormal pada kulit akibat dari produksi kelenjar minyak yang berlebihan. Berlebihnya produksi kelenjar minyak ini mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Kondisi ini mengakibatkan kulit menjadi meradang. Bagian tubuh yang mudah terkena jerawat yaitu wajah, dada dan punggung.
8)      Ring worm
Ring worm merupakan penyakit pada kulit karena infeksi jamur sehingga pada kulit terbentuk bekas melingkar.
9)      Biduran
Biduran disebabkan karena udara dingin, alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan bahan kimia. Akibat yang ditimbulkan adalah kulit menjadi gatal dengan bentuk yang tidak teratur.
10)  Cacar air
Penyebab dari terjadinya penyakit kulit ini adalah virus. Saat penyakit ini menyerang, tubuh akan mengalami demam diawal. Setelah itu, di permukaan tubuh akan muncul bintik-bintik merah yang akan cepat menyebar.

4.      Paru-Paru
a.      Fungsi Paru-paru
1)      Sebagai alat pernafasan
2)      Sebagai alat ekskresi
b.      Struktur Paru-paru
Struktur Paru-paru sangatlah berbeda dengan rongga hidung dan tenggorokan. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter kurang lebih 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
c.       Proses Ekskresi Pada Paru-paru
Setelah terjadi proses pernapasan yang menghasilkan zat sisa berupa CO dan HO, hal ini menyebabkan tekanan parsial CO dalam sel-sel tubuh lebih tinggi di dibandingkan tekanan parsial CO dalam kapiler darah. Oleh karena CO akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke kapiler darah kemudian yang akan dibawa eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-paru CO akan berdifusi dari kapiler darah menuju alveolus. Hal ini terjadi karena tekanan parsial CO di kapiler darah lebih tinggi dari pada tekanan parsial CO dalam alveolus. Akhirnya, karbondioksida dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Pada prinsipya, pengangkutan CO oleh darah bisa  terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam plasma darah dalam bentuk asam karbonat HCO  (7-10%), berikatan dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin HbCO (20%), dan dalam bentuk rantai ion HCO¯  (70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut. Darah pada alveolus paru-paru mengikat O dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam jaringan, darah mengikat CO untuk dikeluarkan bersama HO yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut.
CO + HO → HCO +  HCO¯ + H+
Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedangkan HCO¯ keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan  HCO¯ digantikan oleh ion klorida dari plasma darah.
d.      Gangguan atau Kelainan pada Paru-paru
1)      Asfiksi yaitu kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan.
2)      Polip yaitu pembekakan kelenjar limfa di hidung sehingga mengakibatkan penyempitan penyumbatan saluran nafas.
3)      Bronkitis yaitu peradangan bronkus.
4)      Pleuritis yaitu peradangan salaput pleura sehingga timbul rasa nyeri saat bernafas.
5)      Asma yaitu gangguan pada rongga saluran pernafasan yang diakibatkan oleh kontraksi otot polos pada trakea dan mengakibatkan penderita sulit bernapas.
6)      TBC yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis, tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
7)      Pneumonia yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia.
8)      Influenza diakibatkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di saluran pernapasan.
9)      Kanker paru-paru diakibatkan oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus, biasa diderita oleh perokok.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Senyum Terbaikqu Karena Pesan Sukses Darimu Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare