Dalam
kehidupan sehari-hari manusia melakukan berbagai aktivitas. Energi untuk
melakukan aktivitas tersebut berasal dari proses metabolism dalam tubuh.
Metabolisme dalam tubuh manusia tidak hanya menghasilkan zat-zat yang berguna
bagi tubuh juga menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa tersebut kemudian
dikeluarkan oleh tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem ekskresi.
Pengeluaran zat-zat ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun
bahkan bisa mengakibatkan kematian jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh.
Proses
ekskresi melibatkan organ-organ khusus dan membentuk suatu sistem ekskresi.
Sistem ekskresi ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis)
tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk
mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh. Berikut
bahasan mengenai Sistem Ekskresi pada Manusia.
A.
Sistem
Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi manusia terdiri atas organ-organ
ekskresi. Organ-organ ekskresi manusia berupa ginjal, hati, kulit, dan
paru-paru.
1.
Ginjal
a.
Letak
Ginjal
Ginjal
(ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan
dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih
rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200
gram.
b.
Fungsi
ginjal
1) Membuang
sisa metabolisme tubuh (zat yang bersifat racun).
2) Menjaga
keseimbangan air dalam tubuh.
3) Menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh.
4) Menjaga
tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu membuang garam
yang berlebihan dan menahan garam apabila jumlahnya berkurang.
5) Menghasilakan
zat yang berperan dalam pementukan sel darah merah (eritrosit) di sumsum
tulang.
c.
Struktur
Ginjal
Ginjal
yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang
merupakan lapisan luar, medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di
bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap
nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi
terdiri atas kapsula (simpai) bowman Dan glomerulus. Glomerulus merupakan
anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi
glomerulus. 'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung
Henle.
Pada
medula tredapat piramida ginjal yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh yang
berfungsi mengumpulkan hasil ekskresi. Pembuluh-pembuluh tersebut berhubungan
dengan ureter yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih berfungsi sebagai
tempat penampung urin sementara. Jika kantong kemih telah banyak urin, dinding
kantong akan tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kantong meregang.
Akibatnya akan timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya akan dikeluarkan
melalui uretra.
d.
Proses
Pembentukan Urine
Ginjal
berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1) Penyaringan
(filtrasi)
Proses pembentukan urin
diawali dengan masuknya darah yang mengandung banyak sisa metabolisme melalui
pembuluh nadi ginjal. Kemudian darah tersebut masuk ke nefron dan akan diawali
dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus
yang berpori (podosit), tekanan hidrostatik, tekanan osmotik dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Tekanan hidrostatik
yaitu tekanan terhadap dinding pembuluh. Tekanan osmotik yaitu tekanan yang
dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membaran filtrasi.
Pada proses filtrasi
ini sel-sel darah, trombosit, dan sebagian besar protein plasma disaring dan
diikat agar tidak turut dikeluarkan. Sementara itu zat-zat kecil terlarut dalam
plasma darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, dan garam lainnya.
melewati saringan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus
atau urin primer, yang mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garam-garam lainnya.
2) Penyerapan
kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin
pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal. Meresapnya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa
difusi, sedangkan air penyerapannya secara pasif melalui peristiwa osmosis yang
disebut reabsorpsi obligat. Penyerapan air tidak hanya terjadi pada tubulus kontortus
proksimal namun terjadi juga di tubulus kontortus distal. Jika di tubulus kontortus
proksimal penyerapannya secara pasif, di tubulus kontortus distal penyerapannya
secara aktif yang disebut reabsorpsi fakultatif. Berlangsungnya reabsorpsi
fakultatif ini tergantung pada kebutuhan. Jika tubuh terlalu banyak mengandung
air, air tidak kan direabsorpsi, sebaliknya jika tubuh sedikit air maka air akan
direabsorpsi. Rebsorpsi di tubulus kontortus distal dipengaruhi oleh hormon
antidiuretik (ADH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis. Apabila sekresi
hormon ADH dari kelenjar hipofisis sangat berkurang, maka reabsorpsi ini akan
berkurang.
Setelah terjadi
reabsorpsi substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Dan tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat
yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3) Penambahan
zat (Augmentasi)
Augmentasi adalah
proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal (pelvis
renalis), selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga
timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang
dikeluarkan melalui uretra adalah air, zat amonia, obat-obatan seperti
penisilin, kelebihan garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen
empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
e.
Gangguan
atau kelainan pada ginjal
1) Albuminuria
Tanda : urine
banyak mengandung albumin
Penyebab : kerusakan
saringan ginjal,
Akibat : tubuh
kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah
Pengobatan:
2) Batu
ginjal
Tanda : urine
sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau kandung
kemih
Penyebab : konsentrasi
unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan
penyumbatan saluran ureter
Akibat : sulit
mengeluarkan urine, urine bercampur darah
Pengobatan: melalui operasi atau pembedahan
3) Nefritis
Tanda : radang
ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
Penyebab : infeksi
bakteri streptococcus
Akibat : Uremia
(masuknya kembali asam urin dan ureake pembuluh darah) dan Oedema (Penibunan air di kaki karena
reabsorpsi terganggu)
Pengobatan:
4) Gagal
ginjal
Tanda :
Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab :
nefritis (radang ginjal)
Akibat :
zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah
Pengobatan: cuci darah secara rutin atau cangkok
ginjal
5) Hematuria
Tanda : Adanya sel darah merah di dalam urin
Penyebab : peradangan di saluran kemih (bisa di
ginjal, ureter, kandung kemih atau uretra)
Akibat :
Pengobatan:
6) Diabetes
Insipidus
Tanda :
meningkatnya jumlah urine (20 – 30 kali lipat)
Penyebab :
kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat :
sering buang air kecil
Pengobatan: pemberian ADH sintetik
7) Diabetes
Melitus
Tanda :
kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab :
kekurangan hormon insulin
Akibat :
luka sulit sembuh
Pengobatan: pada anak-anak diberi insulin secara
rutin dan pada dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun
kadar glukosa darah.
2.
Hati
Hati
adalah alat ekskresi yang berukuran paling besar. Organ ini mempunyai berat
sekitar 1,5 kg atau sekitar 3-5 % dari berat badan kita. Hati mempunyai
keunikan diantaranya dapat memperbaharui dan menumbuhkan kembali sel-sel yang
sudah rusak karena berbagai luka atau penyakit. Namun, jika hati mengalami
kerusakan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, maka kondisi ini
dapat mengakibatkan kerusakan hati yang tidak dapat diperbaharui.
a.
Letak
Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, yang terdapat di rongga perut sebelah kanan
di bawah diafragma, berwarna kecoklatan.
b.
Fungsi
Hati
1) Hati
sebagai tempat untuk menyimpan energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk
glikogen. Glikogen dibentuk dari suatu jenis zat gula yang disebut glukosa.
Ketika kadar gula dalam darah tinggi, hati mengkombinasi molekul-molekul
glukosa yang tersusun dalam rantai panjang menjadi glikogen melalui proses
glikogenesis. Ketika kadar glukosa dalam darah rendah dari kebutuhan tubuh,
hati akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
2) Hati
menyimpan vitamin-vitamin
Hati mengambil vitamin dari aliran darah
yang diangkut oleh pembuluh portal hepatic. Hati kemudian mengumpulkan dan
menyimpan persediaan vitamin A, B, D, E dan K. Vitamin ini dapat disimpan dua
sampai empat tahun.
3) Hati
sebagai pabrik kimia tubuh
Beberapa protein penting yang ditemukan
di dalam darah dihasilakn oleh hati. Salah satu jenis protein tersebut ialah
albumin. Albumin berfungsi membantu ketersediaan kalsiium dan unsur-unsur
penting lain dalam aliran darah. Albumin juga membantu pergerakan air dari
aliran darah ke jaringan tubuh. Selain albumin, hati juga memproduksi globin.
Globin turut membentuk hemoglobin yang merupakan pembawa oksigen dalam sel
darah merah. Jenis protein lain yang ditemukan dalam hati ialah globulin.
Globulin yaitu sekelompok protein yang didalamnya terdapat antibody. Globulin
berperan dalam sistem kekebalan tubuh yang berkombinasi dengan antibodi melawan
mikroorganisme yang menyerang tubuh. Selain itu, globulin juga merupakan kunci
dari membran sel yang mengangkut lemak dalam aliran darah ke dalam jaringan
tubuh. Zat kimia lain yang dihasilkan oleh hati ialah fibrinogen dan protombin.
Zat kimi ini membantu menyembuhkan luka dan membantu darah membentu zat pembeku
dan kolestrol.
4) Hati
sebagai pembersih atau detoksifikasi
Hati membantu membersihkan zat-zat
racun, seperti obat dan alcohol dari aliran darah. Hati melakukannya dengan
cara menyerap zat-zat berbahaya tersebut lalu menetralkannya menggunakan cairan
empedu.
5) Hati
memproduksi cairan empedu
Hati mengekskresikan cairan empedu yang
mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolestrol, fosfolipid (lesitin), zat
warna empedu (pigmen bilirubin dan biliverdin), dan beberapa ion.
c.
Struktur
Hati
Struktur
dan bentuk hati sangat sederhana. Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu
lobus kiri dan kanan, dengan posisi sedikit menindih. Lobus kanan memiliki dua
lobus yang salah satunya berukuran kecil. Setiap lobus terdiri dari banyak
lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Struktur lobulus
berbentuk persegi enam dengan panjang 1 mm.
Bagian
terluar hati diselaputi oleh kapsula hepatika. Dalam jaringan hati terdapat
beberapa pembuluh darah, yaitu arteri hepatika dan vena portal hepatika. Arteri
hepatika mengangkut 30% darah dari jumlah total darah di hati. Darah ini
berasal dari percabangan aorta sehingga darah yang diangkut merupakan darah
yang mengandung banyak oksigen. Sementara itu, darah yang diangkut vena portal
hepatika mengangkut 70% dari jumlah total darah yang ada di hati. Darah ini
mengangkut sari-sari makanan dari usus halus. Pembuluh yang mengangkut darah
keluar darihati yaitu vena hepatika. Pertemuan antara pembuluh arteri hepatika
dengan vena portal hepatika membentuk
sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer.
Sel ini bertugas menfagositosis organisme asing atau zat-zat berbahaya. Dari
fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin ini kemudian
diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu.
Jaringan
hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh
lacuna sedangkan antara hepatosit satu dengan hepatosit lainnya dipisahkan oleh
kanalikuli.
d.
Proses
Perombakan Histiosit
Cairan
empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua
(Histiosit). Hemoglobin ini akan diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin.
Zat besi akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah.
Globin digunakan dalam pembentukan hemoglobin baru. Sementara itu, hemin akan
dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dan biliverdin ini
merupakan zat warna empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut
akan ekskresikan ke usus halus melaluui saluran empedu dan mengalami oksidasi
menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan. Cairan
empedu berperan mencerna dan mengabsorpsi lemak dalam usus, mengaktifkan
lipase, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam
air, serta membentuk urea dan amonia yang diangkut ke ginjal dan dikeluarkan
bersama urin.
e.
Gangguan
Atau Kelainan Pada Hati
1) Hepatitis
atau radang hati
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang
disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan
obat-obatan berdosis tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus
hepatitis. Radang hati ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi pada organ
tubuh yang lain.
Macam-macam hepatitis sebagai berikut.
a) Hepatitis
A
Hepatitis A terjadi akibat adanya
kerusakan pada jaringan organ hati yang terjadi secara mendadak. Kerusakan ini
disebabkan oleh virus hepatitis A yang biasa ada di air yang kotor.
b) Hepatitis
B
Hepatitis B terjadi akiba adanya
kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit
ini umumnya menyerang orang dewasa. Pada umumnya penyalit ini muncul akibat
dari kekebalan tubuh yang menurun. Hepatitis B dapat menular melalui kontak
darah, keringat, dan air liur.
c) Hepatiitits
C
Hepatitis C terjadi akiba adanya
kerusakan pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Penyakit
ini biasanya ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang lain melalui
darah, jarum suntik, atau ibu hamil kepada janinnya.
Penyakit
hepatitis ini ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a) Lemah,
letih, lesu dan nyeri otot.
b) Demam
ringan
c) Mual,
nafsu makan menurun, dan tubuh menguning (mata, kullit menguning)
d) Air
kencing berwarna gelap dan feses pucat.
2) Penyakit
kuning (jaundice)
Penyakit kuning dapat menyerang orang
dewasa atau anak-anak. Gejala awal ditandai dengan warna kulit dan mata menjadi
kuning. Penyakit ini merupakan gejala awal yang menunjukkan adanya gangguan
pada hati, penyumbatan saluran empedu, atau adanya gangguan pada metabolism
bilirubin.
Gejala penyakit ini diantaranya mata dan
kulit berwara kuning, terjadi demam, cepa tlelah, pusing, kadang disertai
pingsan. Kullit dan mata menjadi kuning karena bilirubin dalam tubuh meningkat.
Peningkatan bilirubin ini mengakibatkan kinerja hati menjadi terganggu.
3) Sirosis
Hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit ini ditandai oleh kerusakan
pada sel hati yang disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi obat-obatan atau
minuman beralkohol. Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus atau bakteri, adanya sel tumor atau kanker, serta adanya penumpukkan
racun dalam tubuh yang berlebihan.
Gejalanya
:
a) Perut
kembung dan banyak angin, nyeri pada daerah ulu hati
b) Perut
mengeras dan membesar
c) Demam,
meriang, dan tubuh sulit digerakkan.
4) Atresia
Bilier
Atresia bilier adalah suatu keaadaan dimana saluran
empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Padahal fungsi dari
system empedu adalah membuang limbah metabolis dari hati dan mengangkut garam
empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Pada atresia
bilier terjadi karena proses peradangan berkepanjangan yang menyebabkan
hambatan atau penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini
bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, jika tidak diobati bisa berakibat
fatal.
3.
Kulit
a.
Fungsi
kulit
1) Pelindung
(proteksi) tubuh terhadap kerusakan fisik karena gesekan, kuman penyakit, zat
kimia, panas.
2) Mengatur
suhu tubuh,
3) Menyimpan
cadangan makanan berupa lemak
4) Tempat
pembentukan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
5) Sebagai
alat indra peraba/menerima rangsang dari luar.
6) Kulit sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan
keringat yang di hasilkan oleh kelenjar keringat / granula sudorifera.
b.
Struktur
Kulit
Kulit
adalah pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Ketebalan kulit pada
setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata ketebalannya 1-2 mm.
Berdasarkan strukturnya kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat), dan hypodermis (jaringan ikat
bawah kulit).
1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari
kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm. Epidermis
tersusun atas lapisan tanduk/ jangat (stratum korneum), stratum lusidum, lapisan
granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum.
a) Stratum
korneum
Lapisan
tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk/
jangat (stratum korneum) merupakan
jaringan mati dan terdiri atas 50 lapisan sel mati. Lapisan ini sering
mengelupas (deskuamasi) secara perlahan-lahan dan digantikan oleh jaringan di
bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan
mencegah masuknya kuman penyakit.
b) Stratum
Lusidum
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel
yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum.
c) Stratum
granulosum
Lapisan granula (stratum granulosum)
Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan
kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini
terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit
dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada
orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini
tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
d) Stratum
germinativum
Stratum germinativum tersusun atas dua
lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru, stratum
spinosum merupakan lapisan berduri yang sel-selnya berduri yang masih mempunyai
kemampuan untuk memperbanyak diri . Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi
bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh
sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
2) Kulit
Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan
epidermis. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat
(glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut.
Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung
saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini),
peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan
peraba nyeri.
a) Kelenjar
Keringat (Glandula sudorifera)
Kelenjar keringat berbentuk pipa
terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal
kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik.
Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang
terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan
sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan
melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas
atau dingin), aktivitas tubuh yang meningkat akan menghasilkan keringat yang
lebih banyak, guncangan emosi akan meningkatkan pengeluaran keringat dan r
angsangan saraf simpatik akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat.
Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka,
sekitar hidung dll.
b) Kelenjar
Minyak (Glangula sebasea)
Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar
rambut, menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berguna untuk meminyaki
rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh
kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus
tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut
atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
3) Hipodermis
(Jaringan Ikat Bawah Kulit)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat
jaringan lemak. Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan
makanan, menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, misalnya bagi orang yang
bertempat tinggal ditempat dingin dan sebagai bantalan pelindung tubuh terhadap
benturan benda luar.
c.
Proses
Pembentukan Keringat
Bila
suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh
darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir
ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan
pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh
kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori
yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas
tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
Keringat tersusun dari air, garam mineral (NaCl), sedikit NH3.
d.
Mekanisme
pengeluaran keringat
Proses
pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus otak. Hipotalamus dapat
menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar
keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu
pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik
ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan
sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimkannya ke permukaan kulit
dalam bentuk keringat.
e.
Gangguan
atau kelainan pada Kulit
1) Xerosis
Xerosis merupakan keadaan kulit yang
tampak kering dan kasar. Kedaan ini terjadi pada seluruh tubuh terutama pada
tungkai bawah yang disebabkan oleh kelembapan kulit yang rendah. Peradangan ini
disebabkan adanya peradangan kelainan pada lapisan tanduk.
2) Lentigo
Lentigo ditandai dengan adanya
bercak-bercak hiperpigmentasi pada kulit, berwarna coklat hitam.
3) Kanker
Kulit
Kanker kullit merupakan pertumbuhan
sel-sel kulit yang bersifat ganas yang mampu menyebabkan kematian.
4) Eksim
atau Dermatitis
Eksim ditandai dengan kulit yang
meradang dan mengalami iritasi. Radang ini umumnya terjadi dibagian tangan dan
kaki. Eksim jika dibiarkan dapat menimbulkan rasa gatal dan memicu terjadinya
infeksi. Oleh karena itu, eksim perlu diobati untuk menghilangkan rasa gatal.
5) Scabies
(kudis)
Scabies merupakan penyakit yang
disebabkan oleh reaksi alergi caplak atau tangau (Sarcoptes scabiei). Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa
gatal pada malam hari, tampak lepuh-lepuh kecil dan terjadi abrasi yang
dikarenakan garukan dan goresan. Penyakit ini dapat menular melalui kontak
kulit, tidur seranjang dan menggunakan handuk secara bersama dengan orang yang
terinfeksi.
6) Kusta
atau Lepra
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis
pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium
leprae. Penyakit ini apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan
kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
7) Jerawat
Jerawat merupakan kondisi abnormal pada
kulit akibat dari produksi kelenjar minyak yang berlebihan. Berlebihnya
produksi kelenjar minyak ini mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit. Kondisi ini mengakibatkan kulit menjadi
meradang. Bagian tubuh yang mudah terkena jerawat yaitu wajah, dada dan
punggung.
8) Ring
worm
Ring worm merupakan penyakit pada kulit
karena infeksi jamur sehingga pada kulit terbentuk bekas melingkar.
9) Biduran
Biduran disebabkan karena udara dingin,
alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan bahan kimia. Akibat yang ditimbulkan
adalah kulit menjadi gatal dengan bentuk yang tidak teratur.
10) Cacar
air
Penyebab dari terjadinya penyakit kulit
ini adalah virus. Saat penyakit ini menyerang, tubuh akan mengalami demam
diawal. Setelah itu, di permukaan tubuh akan muncul bintik-bintik merah yang
akan cepat menyebar.
4.
Paru-Paru
a.
Fungsi
Paru-paru
1) Sebagai
alat pernafasan
2) Sebagai
alat ekskresi
b.
Struktur
Paru-paru
Struktur
Paru-paru sangatlah berbeda dengan rongga hidung dan tenggorokan. Paru-paru
terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara
selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah
yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap
air dan zat-zat lain.
Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam
yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di
dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter kurang lebih
1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus
tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di
bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara
(alveolus).
Alveolus
terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena
alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
c.
Proses
Ekskresi Pada Paru-paru
Setelah
terjadi proses pernapasan yang menghasilkan zat sisa berupa CO₂
dan H₂O,
hal ini menyebabkan tekanan parsial CO₂ dalam sel-sel tubuh
lebih tinggi di dibandingkan tekanan parsial CO₂ dalam kapiler
darah. Oleh karena CO₂ akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke
kapiler darah kemudian yang akan dibawa eritrosit menuju ke paru-paru. Di
paru-paru CO₂
akan berdifusi dari kapiler darah menuju alveolus. Hal ini terjadi karena
tekanan parsial CO₂ di kapiler darah lebih tinggi dari pada
tekanan parsial CO₂ dalam alveolus. Akhirnya,
karbondioksida dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Pada
prinsipya, pengangkutan CO₂ oleh darah bisa terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut
dalam plasma darah dalam bentuk asam karbonat H₂CO₃
(7-10%), berikatan dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin HbCO₂ (20%), dan dalam bentuk rantai ion HCO₃¯ (70%) melalui proses berantai yang disebut
pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut. Darah
pada alveolus paru-paru mengikat O₂ dan mengangkutnya ke
sel-sel jaringan. Dalam jaringan, darah mengikat CO₂
untuk dikeluarkan bersama H₂O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut.
CO₂
+ H₂O
→ H₂CO₃ + HCO₃¯
+ H+
Ion
H+ yang bersifat racun diikat
oleh hemoglobin, sedangkan HCO₃¯ keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam
plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan
HCO₃¯ digantikan oleh ion klorida dari plasma darah.
d.
Gangguan
atau Kelainan pada Paru-paru
1) Asfiksi
yaitu kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau
gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan.
2) Polip
yaitu pembekakan kelenjar limfa di hidung sehingga mengakibatkan penyempitan
penyumbatan saluran nafas.
3) Bronkitis
yaitu peradangan bronkus.
4) Pleuritis
yaitu peradangan salaput pleura sehingga timbul rasa nyeri saat bernafas.
5) Asma
yaitu gangguan pada rongga saluran pernafasan yang diakibatkan oleh kontraksi
otot polos pada trakea dan mengakibatkan penderita sulit bernapas.
6) TBC
yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis,
tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
7) Pneumonia
yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia.
8) Influenza
diakibatkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di saluran
pernapasan.
9) Kanker
paru-paru diakibatkan oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel
bronkiolus, biasa diderita oleh perokok.
0 komentar:
Posting Komentar