Jumat, 27 Februari 2015

Pasar Bebas Dalam Tatanan Ekonomi Neoliberalisme

Diposting oleh Unknown di 13.59


PASAR BEBAS DALAM TATANAN EKONOMI NEOLIBERALISME
Tema : Neoliberalisme dan Tantangan Ekonomi Global
Disusun untuk Memenuhi Tugas  Akhir Mata Kuliah : Konsep IPS
Dosen Pengampu: Erik Aditia Ismaya, M.A


Description: UMK BESAR.jpg
Disusun oleh :

1.      Heny Rahmawati                  (201333073)
2.      Nisa Adi Komala                   (201333083)
3.      Ray Sakti Murdaya              (201333088)
4.      Kurniati Setyana                   (201333096)

Kelas II B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan Neoliberalisme dan Tantangan Ekonomi Global.
Makalah ini saya ajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari referensi-referensi serta bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dalam penyampaian materi maupun penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya.


Kudus, 24 Juni 2014


Penyusun


Daftar isi

Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar isi................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4

A. Latar Belakang............................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 5

A.    Pengertian pasar bebas dan neoliberalisme................................................. 5

B.     Penyebaran neoliberalisme di Indonesia..................................................... 6

C.     Pasar bebas yang diakibatkan berkembangnya neoliberalisme................... 7

D.    Faktor dan dampak negara menjalankan pasar bebas................................. 9

E.     Sikap dunia terhadap pasar bebas.............................................................. 11

F.      Peranan Indonesia dalam pasar bebas........................................................ 12

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14

A. Simpulan.................................................................................................... 14

B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Neo-liberalisme dan pasar bebas adalah beberapa kata yang semakin lama semakin sering terdengar, walaupun rata-rata kita belum betul-betul memahami arti kata-kata yang misterius itu, apalagi dampak besarnya terhadap kehidupan sehari-hari kita. Ketidakfahaman itu terjadi, justru menjadi keinginan dan tujuan dari para pendukung Neoliberalisme. Lembaga pendukung Neoliberalisme itu menggunakan istilah Pasar Bebas, sebagai topeng untuk menutupi kejahatannya. Lembaga-lembaga yang bertanggungjawab untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan neo-liberalisme (seperti pasar bebas), itu sendirilah yang memang tidak terbuka, tidak demokrasis, dan tidak memberi peluang kepada rakyat miskin dan tertindas, untuk mengetahui dan mempengaruhi kebijakan mereka.
 Pendek kata, mereka tidak mau rakyat miskin dan tertindas memahami atau diberi peluang untuk mempengaruhi berbagai kebijakan dan mekanisme yang mereka miliki. Padahal, kebijakan dan mekanisme yang mereka buat itulah yang mengakibatkan yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Mereka menjadikan kebudayaan, sejarah, dan kehidupan kita menjadi sekedar “bahan-bahan dagangan” yang patut diperjual belikan. Neoliberalisme dan pasar bebas adalah kata lain dari penjajahan model baru (Neoimprealisme).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari pasar bebas dan neoliberalisme?
2.      Bagaimanakah penyebaran neoliberalisme di Indonesia?
3.      Bgaimanakah pasar bebas yang diakibatkan berkembangnya neoliberalisme?
4.      Bagaimanakah faktor dan dampak bagi negara yang menjalankan pasar bebas?
5.      Bagaimanakah sikap dunia terhadap pasar bebas?
6.      Bagaimanakah perana Indonesia dalam pasar bebas?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pasar Bebas dan Neoliberalisme
Pasar bebas atau perdagangan bebas merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Pasar bebas atau perdagangan bebas juga dapat didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang dibuat pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Di mana seluruh keputusan ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa adalah sukarela. Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi di mana pasar relatif bebas. Pasar bebas diadvokasikan oleh pengusul ekonomi liberalisme. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Sedangkan untuk pengertian Neoliberalisme sebagai berikut.
Neoliberalisme merupakan suatu pemikiran tentang kebebasan ekonomi yang muncul pada di daratan eropa sekitar tahun 1800an dan 1900an . Pada awal kemunculannya bukan neoliberalisme melainkan liberalisme terlebih dahulu. Akan tetapi liberalisme sendiri mengalami kemunduran yang menyebabakan krisis sekitar 25 tahun. Sehingga salah satu pakar perekonomian menyangkal bahwa liberalisme bukan  satu-satunya kebijakan yang terbaik buat kapitalis. Sehingga memunculkan  paham baru  sekitar tahun 1930an dan mulai memuncak tahun 1970an yang di sebut Neo atau neoliberalisme .Adapun beberapa pendapat ahli tentang neoliberalisme yaitu:

Elizabeth Martinez 
Neo-liberalisme adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang meluas sejak sekitar 25 tahun terakhir ini. Walaupun kata tersebut jarang didengar di Amerika Serikat, Anda dapat melihat efek neoliberalisme secara jelas di sini dengan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. "Liberalisme" dapat mengacu pada ide-ide politik, ekonomi, atau bahkan religius. Di AS, liberalisme politik merupakan strategi untuk menghindari konflik sosial. Ia dipresentasikan kepada rakyat miskin dan pekerja sebagai sesuatu yang progresif dibandingkan konservatif. Politikus konservatif yang mengatakan bahwa mereka membenci kaum liberal artinya dalam hal politik  tidak memiliki masalah dengan liberalisme ekonomi, termasuk neoliberalisme.

Arnoldo Garcia
Neo berarti kita membicarakan jenis baru liberalisme. Jadi apa jenis lamanya? Pemikiran ekonomi liberal menjadi terkenal di Eropa ketika Adam Smith, seorang pakar ekonomi Skotlandia, menerbitkan buku pada 1776 berjudul The Wealth Of Nations. Ia dan beberapa lainnya mengadvokasikan penghapusan intervensi pemerintah dalam masalah perekonomian. Tidak ada pembatasan dalam manufaktur, tidak ada sekat-sekat perdagangan, tidak ada tarif, perdagangan bebas adalah cara terbaik bagi perekonomian suatu bangsa untuk berkembang. Ide-ide tersebut liberal dalam arti tidak ada kontrol. Penerapan individualisme ini mendorong usaha-usaha bebas, kompetisi bebas yang kemudian artinya menjadi bebas bagi kaum kapitalis untuk mencetak keuntungan sebesar yang diinginkannya.
Jadi yang di makasud Neo-liberalisme adalah suatu pandangan baru terhadap pemikiran kebebasan perekonomian di mana tidak ada batasan dalam manufaktur, tidak ada perbedaan antar pedagang sehingga dalam berdagang tidak ada perbedaan antar pedagang satu dengan pedagang yang lain. Tidak adanya tekanan atau intervensi dari pihak pemerintah dan tidak ada penentuan tarif atau harga yang pada akhirnya  membentuk pasar bebas atau perdagangan bebas secara global.

B.     Penyebaran Neoliberalisme di Indonesia
Penerapan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka. Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia, menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam rangka menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara Amerika Latin, bekerja sama dengan Departemen Keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket kebijakan Konsensus Washington.
Agenda pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1) pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN.
Di Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT, Tambang Timah dan Aneka Tambang.

C.    Pasar Bebas yang Diakibatkan Berkembangannya Neoliberalisme
Dalam perkembangan neoliberalis itu sangat menguntungkan kepada pihak kapitalis. Dimana dalam pelaksanaan neoliberalisme para pemilik modal dapat mengolah usaha-usaha mereka dengan leluasa sehingga dalam produksi dapat menghasilakan kuota yang sangat besar dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dengan kuota produksi  yang besar maka kaum kapitalis semakain besar keuntungan yang didapatnya. Karena dalam pembelian bahan baku dengan harga murah dan gaji buruh rendah. Akan tetapi neoliberalisme mempertajam jurang pemisah antara kaum kapitalis atau pemilik modal dengan kaum buruh, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin. Hal tersebutlah yang terjadi di dalam pasar bebas atau perdagangan bebas dalam tatanan neoliberalisme.
Adapun secara nyata kebijakan Neoliberalisme dalam pasar bebas atau perdagangan bebas  mengakibatkan:
1.      Kekuasaan pasar adalah membebaskan usaha bebas atau usaha swasta dari ikatan apapun yang diterapkan oleh pemerintah (negara) tak peduli seberapa besar kerusakan sosial yang diakibatkannya. Keterbukaan yang lebih besar bagi perdagangan internasional dan investasi, seperti NAFTA. Menurunkan upah dengan cara melucuti buruh dari serikat buruhnya dan menghapuskan hak-hak buruh yang telah dimenangkan dalam perjuangan bertahun-tahun di masa lalu. Tidak ada lagi kontrol harga. Secara keseluruhan, kebebasan total bagi pergerakan kapital, barang dan jasa. Untuk meyakinkan kita bahwa semua ini baik untuk kita, mereka mengatakan bahwa pasar yang tak diregulasi adalah cara terbaik meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang akhirnya akan menguntungkan semua orang. Itu seperti ekonomi sisi persediaan (supply-side) dan tetesan ke bawah (trickle-down) yang dijalankan Reagan tapi kekayaannya sedemikian rupa tidak banyak menetes.
2.      Memangkas pembelanjaan publik untuk layanan sosial seperti pendidikan dan layanan kesehatan. Mengurangi jaringan pengamanan bagi kaum miskin, dan bahkan biaya perawatan jalanan, jembatan, persediaan air lagi-lagi atas nama mengurangi peran pemerintah. Tentunya, mereka tidak menentang subsidi dan keuntungan pajak bagi bisnis besar.
3.      Deregulasi adalah mengurangi regulasi pemerintah terhadap segala hal yang dapat menekan profit, termasuk perlindungan lingkungan hidup dan keamanan tempat kerja.
4.      Privatisasi merupakan suatu proses menjual perusahaan-perusahaan, barang-barang, dan jasa milik negara kepada investor swasta. Ini termasuk bank, industri kunci, perkereta-apian, jalan tol, listrik, sekolah, rumah sakit dan bahkan air bersih. Walau biasanya dilakukan atas nama efisiensi yang lebih besar, yang sering dibutuhkan, privatisasi terutama berdampak pada pengkonsentrasian kekayaan kepada pihak yang jumlahnya semakin sedikit dan menjadikan khalayak umum harus membayar lebih untuk kebutuhannya.
5.      Menghapus konsep barang publik atau komunitas dan menggantikannya dengan tanggung-jawab individu. Menekan rakyat yang termiskin dalam masyarakat untuk mencari solusi sendiri terhadap minimnya layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan sosial mereka kemudian menyalahkan mereka, bila gagal karena malas.
6.      Monopoli teknologi penggunaan yang hanya dapat dikuasai dan di kelola oleh pemilik modal untuk memproduksi produk-produknya.

D.    Faktor dan Dampak Negara Menjalankan Pasar Bebas
Suatu Negara menjalankan ikut menjalankan pasar bebas atau perdagangan bebas pasti didasarkan oleh beberapa faktor yang mengharuskan negara tersebut ikut menjalankan pasar bebas atau perdagangan bebas.
Berikut faktor–faktor yang mempengaruhi suatu negara menjalankan pasar bebas atau perdagangan bebas.

a.       Keterbatasan konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negeri. Untuk itu perlu memasarkan keluar negeri.

b.      Tidak semua masyarakat suatu negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga harus di lakukan import dari negara lain.

c.       Sebagai sarana saling menjalin kerjasama dan persahabatan anatr negara.

d.      Secara ekonomis, perdagangan antara negara akan menambah devisa.

e.       Agar dapat mempelajari teknologi bagaimana memproduksi suatu barang ke negara-negara maju.

Jika karena faktor-faktor tersebut sebuah negara menjalankan pasra bebas atau perdagangan bebas, maka akan ada dampak yang timbul dari di jalankannya pasar bebas atau perdagangan bebas tersebut. Baik dampak negatif maupun dampak positif pun akan menyertainya.  Berikut dampak negatif dan positif diberlakukannya pasar bebas atau perdagangan bebas.
Dampak negatif diberlakukannya pasar bebas atau perdagangan bebas :

a.       Pasar dalam negeri di serbu pasar asing dengan kualitas dan harga yang bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produksi di berbagai sektor ekonomi menjadi importer atau pedagang saja.
b.      Peranan produksi terutama sektor industri manufaktur dan UKM dalam pasar akan terpangkas dan digantikan import.
c.       Karakter perekonomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah dan segalanya tergantung pada pihak asing.
d.      Sebuah produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi dalam negeri.
e.       Jika didalam negeri saja kalah bersaing bagaimana mungkin produk dalam negeri mampu bersaing dengan ASEAN?
Dampak positif diberlakuakannya pasar bebas atau perdagangan bebas :
a.       Memperkenalakan produk Indonesia ke luar negrei.
b.      Mewujudkan perekonomian yang teguh dalam jangka panjang.
c.       Devisa kuat kalau export lebih besar dari pada import.
d.      Produsen dan konsumen mempunyai kebebasan dalam memilih kegiatan ekonomi yang di jalankan dan membeli produk.
e.       Mudah mendapatkan barang dengan harga murah.
f.       Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang disukainya.
Seperti yang telah diuraikan diatas, meskipun dalam pelaksanaan pasar bebas atau perdagangan bebas terdapat dampak positifnya, tidak lantas dalam negeri Indonesia membiarkan kegiatan pasar bebas atau perdagangan bebas menjadi sebebas-bebasnya. Pemerintah Indonesia masih mempunyai peraturan yang membatasi pasar bebas atau perdagangan bebas di Indonesia.
Berikut bentuk-bentuk peraturan yang membatasi pasar bebas atau perdagangan bebas antara lain :
a.       Kuota. Kuota membatasi banyak unit yang dapat di import untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikan harga.
b.      Tariff atau bea cukai (pajak produk import).
c.       Subsidi. Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen. Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk subsidi antara lain berupa bantuan keungan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain.
d.      Peraturan administrasi.
e.       Muatan lokal.
f.       Peraturan anti dumping.

E.     Sikap Dunia Terhadap Pasar Bebas
Banyak ekonom yang berpendapat bahwa pasar bebas atau perdagangan bebas meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa pasar bebas atau perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri lokal, dan juga membatasi standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, pasar bebas atau perdagangan bebas juga dianggap merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari negara maju berpindah ke negara lain dan juga menimbulkan perlombaan serendah mungkin yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah. Perdagangan bebas dianggap mendorong negara-negara untuk bergantung satu sama lain, yang berarti memperkecil kemungkinan perang. Kawasan Pasifik, dan dunia pada umumnya, ternyata belum siap dengan sistem pasar bebas atau perdagangan bebas dalam arti yang sebenarnya.
Di Eropa semua sibuk dengan upaya memenuhi persyaratan Maastricht, dan banyak yang percaya bahwa perjalanan mereka masih jauh. Dalam praktek pasar bebas atau perdagangan bebas, AS sebenarnya juga tergolong macan kertas. Dari posisinya yang keras menuntut liberalisasi sektor pertanian, yang sangat ditentang oleh Eropa, mereka akhirnya tunduk juga pada UE.
Tapi, prinsip pasar bebas atau perdagangan bebas jelas dikorbankan, apapun alasannya. Sebenarnya, tekanan dalam negeri AS berada di belakang pelunakan sikap tersebut. Suatu pasal dalam UU Pertanian AS yang dikeluarkan baru-baru ini dengan tegas menyebutkan bahwa “tidak semua sektor pertanian siap untuk masuk ke pasar bebas”. Di bidang jasapun sama saja. AS tidak berniat untuk menciptakan pasar bebas atau perdagangan bebas di sektor jasa, yang mereka inginkan hanya akses pasar yang lebih besar bagi industri jasa mereka. Lalu masih ada cerita lama tentang lobi buruh industri di AS yang terpukul oleh produk impor dari negara berkembang. Amerika Latin mempunyai cerita yang tidak berbeda.
Walaupun sudah ada FTAA dan Mercosur, banyak negara anggota yang tidak terlalu bersemangat. Ambil contoh Brazil. Dengan defisit perdagangan yang makin besar, mudah dimengerti mengapa mereka cenderung menangguhkan ide pasar bebas. Satu per-satu negara di kawasan ini mulai memasuki masa sulit lagi setelah tanda tanda kebangkitan sempat muncul di awal tahun 1990an.
Di kawasan Asia Pasifik, pada awal 1990an semua bersemangat dengan pasar bebas atau perdagangan bebas, dan sejumlah statistik klasik selalu dipaparkan untuk menunjukkan dampak positif dari peningkatan perdagangan di kawasan ini. AFTA kemudian lahir. Namun, setelah banyak negara anggota mengalami kesulitan neraca pembayaran, tindakan mengurangi impor mulai diterapkan. Sekali lagi prinsip pasar bebas atau perdagangan bebas dikorbankan demi kepentingan nasional. Jadi, harus diakui dunia memang belum siap dengan sistem pasar bebas atau perdagangan bebas.

F.     Peranan Indonesia dalam Pasar Bebas
Di tengah gempuran hebat produk China ke Tanah Air, Indonesia menegaskan tetap ikut memenuhi komitmen terlibat dalam Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN dan China mulai 1 Januari 2010. Itu berarti, pasar kita akan kian dikepung oleh produk China, baik tekstil, buah-buahan, bumbu masak, maupun mainan anak-anak.
Lalu, apa salahnya dengan produk China? Di sinilah persoalannya. Sudah bukan rahasia lagi selama ini mutu produk China yang membanjiri pasar kita tidak jauh berbeda dengan produk dalam negeri, bahkan lebih buruk. Produk China juga masih diragukan keamanannya bagi kesehatan. Selain itu, barang dari ‘Negeri Tirai Bambu’ itu kelewat murah sehingga produk dalam negeri kalah bersaing dan akhirnya mati. Saat ini hampir semua jenis produk China melenggang bebas masuk ke negeri ini. Padahal, pada era 1970-an produk China yang diimpor hanya produk yang tidak bisa dibuat di Indonesia.

Di negara maju seperti Australia saja, produk China masih dikenakan pembatasan. Dengan demikian, perjanjian pasar bebas dan perdagangan bebas ASEAN-China amat jelas bakal lebih menguntungkan China dari pada negara-negara ASEAN, dan sangat jelas terutama sangat merugikan Indonesia. Data resmi dari Badan Pusat Statistik tahun 2011 menunjukkan saat ini saja ekspor kita ke China hanya 8,55%, sedangkan importnya mencapai 11,37%. Merebaknya pesimisme itu lebih disebabkan belum mantapnya industri dalam negeri. Industri kita masih dibebani rupa-rupa masalah yang menyebabkan daya saing kita rendah. Infrastruktur yang buruk, suku bunga bank yang masih tinggi, kurs rupiah yang tidak stabil, serta birokrasi yang berbelit-belit dan korup, semua itu menyebabkan produk Indonesia tidak bisa berbicara banyak. Kita tidak punya basis yang kuat masuk ke pasar China. Kita juga tidak punya daya tahan yang hebat untuk membendung serbuan produk China.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari hasil pembahasan kami, maka dapat di tarik simpulan bahwa dampak pasar bebas dalam neoliberalisme sangat berpengaruh tehadap perekonomian di Indonesia, khususnya terhadap masyarakat kecil. Selain itu, kami perlu menggaris bawahi bahwa sejujurnya Indonesia memaksakan diri masuk implementasi perdagangan bebas ASEAN-China. Dengan melihat masih compang-campingnya industri manufaktur kita, ada baiknya bila Indonesia menunda implementasi pasar bebas atau perdagangan bebas dengan China. Belum terlambat bagi pemerintah untuk menegosiasikan kesepakatan itu.

B.     Saran
Melihat dampak yang ditimbulkan dari pasar bebas atau perdagangan bebas, ada baiknya kita sebagai warga negara yang baik, hendaknya mendukung produk-produk dalam negeri. Sebagai konsumen ddukungan tersebut bisa direalisasikan dengan cara menggunakan dan mencintai produk dalam negeri, dan sebagai produsen dengan cara menjaga kualitas produk yang dibuat agar tidak kalah dengan produk-produk import. Karena sejatinya produk import belum tentu berkualitas dan sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Anggito. 2000. Ekonomi Indonesia Baru “Kajian dan Alternatif Solusi Menuju Pemulihan”. Jakarta: Elex Media Komputindo

Bayutube86. Makalah Artikel Ekonomi Indonesia.

Effendy, Putri Citra. Pasar Bebas.

Hatta, Mohammad. 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti Idayu Press

Husada, Hilmi. Makalah ekonomi kerakyatan vs neoliberalisme.

Neoliberalisme. http://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme (Diakses 24 Juni 2014)

Sanjaya, Adi. Neoliberalisme dan Globalisasi.

Sukirno, sadono. 1994. Mikro Ekonomi . Jakarta: Raja Grafindo






0 komentar:

Posting Komentar

 

Senyum Terbaikqu Karena Pesan Sukses Darimu Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare