PASAR BEBAS DALAM TATANAN EKONOMI NEOLIBERALISME
Tema
: Neoliberalisme dan Tantangan Ekonomi Global
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah :
Konsep IPS
Dosen
Pengampu: Erik Aditia Ismaya, M.A
Disusun oleh :
1.
Heny
Rahmawati (201333073)
2.
Nisa
Adi Komala (201333083)
3.
Ray
Sakti Murdaya (201333088)
4.
Kurniati
Setyana (201333096)
Kelas
II B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang bertemakan Neoliberalisme dan Tantangan Ekonomi Global.
Makalah ini saya ajukan untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Makalah ini
kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari referensi-referensi
serta bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata kesempurnaan, baik dalam penyampaian materi maupun penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya.
Kudus, 24 Juni 2014
Penyusun
Daftar
isi
Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar isi................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4
A. Latar
Belakang............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 5
A. Pengertian
pasar bebas dan neoliberalisme................................................. 5
B. Penyebaran neoliberalisme di Indonesia..................................................... 6
C. Pasar bebas yang diakibatkan berkembangnya neoliberalisme................... 7
D. Faktor dan dampak negara menjalankan pasar bebas................................. 9
E. Sikap dunia terhadap pasar bebas.............................................................. 11
F. Peranan Indonesia dalam pasar bebas........................................................ 12
B. Penyebaran neoliberalisme di Indonesia..................................................... 6
C. Pasar bebas yang diakibatkan berkembangnya neoliberalisme................... 7
D. Faktor dan dampak negara menjalankan pasar bebas................................. 9
E. Sikap dunia terhadap pasar bebas.............................................................. 11
F. Peranan Indonesia dalam pasar bebas........................................................ 12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14
A. Simpulan.................................................................................................... 14
B. Saran.......................................................................................................... 14
B. Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Neo-liberalisme dan pasar
bebas adalah beberapa kata yang semakin lama semakin sering terdengar, walaupun
rata-rata kita belum betul-betul memahami arti kata-kata yang misterius itu,
apalagi dampak besarnya terhadap kehidupan sehari-hari kita. Ketidakfahaman itu
terjadi, justru menjadi keinginan dan tujuan dari para pendukung Neoliberalisme.
Lembaga pendukung Neoliberalisme itu menggunakan istilah Pasar Bebas, sebagai
topeng untuk menutupi kejahatannya. Lembaga-lembaga yang bertanggungjawab untuk
mengatur dan melaksanakan kebijakan neo-liberalisme (seperti pasar bebas), itu
sendirilah yang memang tidak terbuka, tidak demokrasis, dan tidak memberi
peluang kepada rakyat miskin dan tertindas, untuk mengetahui dan mempengaruhi
kebijakan mereka.
Pendek kata, mereka tidak mau rakyat miskin
dan tertindas memahami atau diberi peluang untuk mempengaruhi berbagai kebijakan
dan mekanisme yang mereka miliki. Padahal, kebijakan dan mekanisme yang mereka
buat itulah yang mengakibatkan yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin
kaya. Mereka menjadikan kebudayaan, sejarah, dan kehidupan kita menjadi sekedar
“bahan-bahan dagangan” yang patut diperjual belikan. Neoliberalisme dan pasar
bebas adalah kata lain dari penjajahan model baru (Neoimprealisme).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari pasar bebas dan
neoliberalisme?
2.
Bagaimanakah penyebaran neoliberalisme
di Indonesia?
3.
Bgaimanakah pasar bebas yang diakibatkan
berkembangnya neoliberalisme?
4.
Bagaimanakah faktor dan dampak bagi
negara yang menjalankan pasar bebas?
5.
Bagaimanakah sikap dunia terhadap pasar
bebas?
6.
Bagaimanakah perana Indonesia dalam
pasar bebas?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pasar Bebas dan Neoliberalisme
Pasar bebas atau perdagangan bebas merupakan sebuah
konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak
ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Pasar bebas atau perdagangan bebas
juga dapat didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang
dibuat pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Di mana seluruh
keputusan ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang,
dan jasa adalah sukarela. Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi di mana pasar
relatif bebas. Pasar bebas diadvokasikan oleh pengusul ekonomi liberalisme.
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Sedangkan
untuk pengertian Neoliberalisme sebagai berikut.
Neoliberalisme merupakan suatu pemikiran tentang
kebebasan ekonomi yang muncul pada di daratan eropa sekitar tahun 1800an dan
1900an . Pada awal kemunculannya bukan neoliberalisme melainkan liberalisme
terlebih dahulu. Akan tetapi liberalisme sendiri mengalami kemunduran yang
menyebabakan krisis sekitar 25 tahun. Sehingga salah satu pakar perekonomian
menyangkal bahwa liberalisme bukan
satu-satunya kebijakan yang terbaik buat kapitalis. Sehingga
memunculkan paham baru sekitar tahun 1930an dan mulai memuncak tahun
1970an yang di sebut Neo atau neoliberalisme .Adapun beberapa pendapat ahli
tentang neoliberalisme yaitu:
Elizabeth
Martinez
Neo-liberalisme adalah seperangkat kebijakan ekonomi
yang meluas sejak sekitar 25 tahun terakhir ini. Walaupun kata tersebut jarang
didengar di Amerika Serikat, Anda dapat melihat efek neoliberalisme secara
jelas di sini dengan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
"Liberalisme" dapat mengacu pada ide-ide politik, ekonomi, atau
bahkan religius. Di AS, liberalisme politik merupakan strategi untuk
menghindari konflik sosial. Ia dipresentasikan kepada rakyat miskin dan pekerja
sebagai sesuatu yang progresif dibandingkan konservatif. Politikus konservatif
yang mengatakan bahwa mereka membenci kaum liberal artinya dalam hal
politik tidak memiliki masalah dengan
liberalisme ekonomi, termasuk neoliberalisme.
Arnoldo
Garcia
Neo berarti kita membicarakan jenis baru liberalisme.
Jadi apa jenis lamanya? Pemikiran ekonomi liberal menjadi terkenal di Eropa
ketika Adam Smith, seorang pakar ekonomi Skotlandia, menerbitkan buku pada 1776
berjudul The Wealth Of Nations. Ia
dan beberapa lainnya mengadvokasikan penghapusan intervensi pemerintah dalam masalah
perekonomian. Tidak ada pembatasan dalam manufaktur, tidak ada sekat-sekat
perdagangan, tidak ada tarif, perdagangan bebas adalah cara terbaik bagi
perekonomian suatu bangsa untuk berkembang. Ide-ide tersebut liberal dalam arti
tidak ada kontrol. Penerapan individualisme ini mendorong usaha-usaha bebas,
kompetisi bebas yang kemudian artinya menjadi bebas bagi kaum kapitalis untuk
mencetak keuntungan sebesar yang diinginkannya.
Jadi yang di makasud Neo-liberalisme adalah suatu
pandangan baru terhadap pemikiran kebebasan perekonomian di mana tidak ada
batasan dalam manufaktur, tidak ada perbedaan antar pedagang sehingga dalam
berdagang tidak ada perbedaan antar pedagang satu dengan pedagang yang lain.
Tidak adanya tekanan atau intervensi dari pihak pemerintah dan tidak ada
penentuan tarif atau harga yang pada akhirnya membentuk pasar bebas atau perdagangan bebas
secara global.
B.
Penyebaran Neoliberalisme di
Indonesia
Penerapan
agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui
pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka.
Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia,
menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa negara
Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam
rangka menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara Amerika
Latin, bekerja sama dengan Departemen Keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat
meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket kebijakan
Konsensus Washington.
Agenda
pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program
penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1)
pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam
berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3)
pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi
BUMN.
Di
Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah
dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan
deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan
momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menyusul
kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang
IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan
dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan
paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent
(LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk
bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan
multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa
BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT, Tambang Timah dan Aneka Tambang.
C.
Pasar Bebas yang Diakibatkan Berkembangannya
Neoliberalisme
Dalam perkembangan neoliberalis itu sangat menguntungkan
kepada pihak kapitalis. Dimana dalam pelaksanaan neoliberalisme para pemilik
modal dapat mengolah usaha-usaha mereka dengan leluasa sehingga dalam produksi
dapat menghasilakan kuota yang sangat besar dan dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Dengan kuota produksi yang besar maka
kaum kapitalis semakain besar keuntungan yang didapatnya. Karena dalam pembelian
bahan baku dengan harga murah dan gaji buruh rendah. Akan tetapi neoliberalisme
mempertajam jurang pemisah antara kaum kapitalis atau pemilik modal dengan kaum
buruh, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin. Hal
tersebutlah yang terjadi di dalam pasar bebas atau perdagangan bebas dalam
tatanan neoliberalisme.
Adapun secara nyata kebijakan Neoliberalisme dalam pasar
bebas atau perdagangan bebas mengakibatkan:
1.
Kekuasaan
pasar adalah membebaskan usaha bebas atau usaha swasta dari ikatan apapun yang
diterapkan oleh pemerintah (negara) tak peduli seberapa besar kerusakan sosial
yang diakibatkannya. Keterbukaan yang lebih besar bagi perdagangan
internasional dan investasi, seperti NAFTA. Menurunkan upah dengan cara
melucuti buruh dari serikat buruhnya dan menghapuskan hak-hak buruh yang telah
dimenangkan dalam perjuangan bertahun-tahun di masa lalu. Tidak ada lagi
kontrol harga. Secara keseluruhan, kebebasan total bagi pergerakan kapital, barang
dan jasa. Untuk meyakinkan kita bahwa semua ini baik untuk kita, mereka
mengatakan bahwa pasar yang tak diregulasi adalah cara terbaik meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yang akhirnya akan menguntungkan semua orang. Itu seperti
ekonomi sisi persediaan (supply-side) dan tetesan ke bawah (trickle-down) yang
dijalankan Reagan tapi kekayaannya sedemikian rupa tidak banyak menetes.
2.
Memangkas
pembelanjaan publik untuk layanan sosial seperti pendidikan dan layanan
kesehatan. Mengurangi jaringan pengamanan bagi kaum miskin, dan bahkan biaya
perawatan jalanan, jembatan, persediaan air lagi-lagi atas nama mengurangi
peran pemerintah. Tentunya, mereka tidak menentang subsidi dan keuntungan pajak
bagi bisnis besar.
3.
Deregulasi
adalah mengurangi regulasi pemerintah terhadap segala hal yang dapat menekan
profit, termasuk perlindungan lingkungan hidup dan keamanan tempat kerja.
4.
Privatisasi
merupakan suatu proses menjual perusahaan-perusahaan, barang-barang, dan jasa
milik negara kepada investor swasta. Ini termasuk bank, industri kunci,
perkereta-apian, jalan tol, listrik, sekolah, rumah sakit dan bahkan air
bersih. Walau biasanya dilakukan atas nama efisiensi yang lebih besar, yang
sering dibutuhkan, privatisasi terutama berdampak pada pengkonsentrasian
kekayaan kepada pihak yang jumlahnya semakin sedikit dan menjadikan khalayak
umum harus membayar lebih untuk kebutuhannya.
5.
Menghapus
konsep barang publik atau komunitas dan menggantikannya dengan tanggung-jawab
individu. Menekan rakyat yang termiskin dalam masyarakat untuk mencari solusi
sendiri terhadap minimnya layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan sosial
mereka kemudian menyalahkan mereka, bila gagal karena malas.
6.
Monopoli
teknologi penggunaan yang hanya dapat dikuasai dan di kelola oleh pemilik modal
untuk memproduksi produk-produknya.
D.
Faktor dan Dampak Negara Menjalankan
Pasar Bebas
Suatu Negara menjalankan ikut menjalankan pasar bebas atau
perdagangan bebas pasti didasarkan oleh beberapa faktor yang mengharuskan
negara tersebut ikut menjalankan pasar bebas atau perdagangan bebas.
Berikut
faktor–faktor yang mempengaruhi suatu negara menjalankan pasar bebas atau
perdagangan bebas.
a.
Keterbatasan
konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negeri. Untuk itu perlu memasarkan
keluar negeri.
b. Tidak semua masyarakat suatu negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga harus di lakukan import dari negara lain.
c. Sebagai sarana saling menjalin kerjasama dan persahabatan anatr negara.
d. Secara ekonomis, perdagangan antara negara akan menambah devisa.
e. Agar dapat mempelajari teknologi bagaimana memproduksi suatu barang ke negara-negara maju.
b. Tidak semua masyarakat suatu negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga harus di lakukan import dari negara lain.
c. Sebagai sarana saling menjalin kerjasama dan persahabatan anatr negara.
d. Secara ekonomis, perdagangan antara negara akan menambah devisa.
e. Agar dapat mempelajari teknologi bagaimana memproduksi suatu barang ke negara-negara maju.
Jika karena faktor-faktor tersebut
sebuah negara menjalankan pasra bebas atau perdagangan bebas, maka akan ada dampak
yang timbul dari di jalankannya pasar bebas atau perdagangan bebas tersebut.
Baik dampak negatif maupun dampak positif pun akan menyertainya. Berikut dampak negatif dan positif
diberlakukannya pasar bebas atau perdagangan bebas.
Dampak negatif diberlakukannya pasar
bebas atau perdagangan bebas :
a.
Pasar
dalam negeri di serbu pasar asing dengan kualitas dan harga yang bersaing akan
mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produksi di berbagai
sektor ekonomi menjadi importer atau pedagang saja.
b.
Peranan
produksi terutama sektor industri manufaktur dan UKM dalam pasar akan
terpangkas dan digantikan import.
c.
Karakter
perekonomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah dan segalanya
tergantung pada pihak asing.
d.
Sebuah
produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor
ekonomi dalam negeri.
e.
Jika
didalam negeri saja kalah bersaing bagaimana mungkin produk dalam negeri mampu
bersaing dengan ASEAN?
Dampak positif diberlakuakannya
pasar bebas atau perdagangan bebas :
a.
Memperkenalakan
produk Indonesia ke luar negrei.
b.
Mewujudkan
perekonomian yang teguh dalam jangka panjang.
c.
Devisa
kuat kalau export lebih besar dari pada import.
d.
Produsen
dan konsumen mempunyai kebebasan dalam memilih kegiatan ekonomi yang di
jalankan dan membeli produk.
e.
Mudah
mendapatkan barang dengan harga murah.
f.
Pelaku
kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang disukainya.
Seperti yang telah diuraikan diatas,
meskipun dalam pelaksanaan pasar bebas atau perdagangan bebas terdapat dampak
positifnya, tidak lantas dalam negeri Indonesia membiarkan kegiatan pasar bebas
atau perdagangan bebas menjadi sebebas-bebasnya. Pemerintah Indonesia masih
mempunyai peraturan yang membatasi pasar bebas atau perdagangan bebas di
Indonesia.
Berikut bentuk-bentuk peraturan yang
membatasi pasar bebas atau perdagangan bebas antara lain :
a.
Kuota.
Kuota membatasi banyak unit yang dapat di import untuk membatasi jumlah barang
tersebut di pasar dan menaikan harga.
b.
Tariff
atau bea cukai (pajak produk import).
c.
Subsidi.
Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen. Subsidi dihasilkan dari
pajak. Bentuk subsidi antara lain berupa bantuan keungan, pinjaman dengan bunga
rendah dan lain-lain.
d.
Peraturan
administrasi.
e.
Muatan
lokal.
f.
Peraturan
anti dumping.
E.
Sikap
Dunia Terhadap Pasar Bebas
Banyak ekonom yang
berpendapat bahwa pasar bebas atau perdagangan bebas meningkatkan standar hidup
melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain
berpendapat bahwa pasar bebas atau perdagangan bebas memungkinkan negara maju
untuk mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri lokal, dan juga
membatasi standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, pasar bebas atau perdagangan
bebas juga dianggap merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari
negara maju berpindah ke negara lain dan juga menimbulkan perlombaan serendah
mungkin yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah.
Perdagangan bebas dianggap mendorong negara-negara untuk bergantung satu sama
lain, yang berarti memperkecil kemungkinan perang. Kawasan Pasifik, dan dunia
pada umumnya, ternyata belum siap dengan sistem pasar bebas atau perdagangan
bebas dalam arti yang sebenarnya.
Di Eropa semua sibuk
dengan upaya memenuhi persyaratan Maastricht, dan banyak yang percaya bahwa
perjalanan mereka masih jauh. Dalam praktek pasar bebas atau perdagangan bebas,
AS sebenarnya juga tergolong macan kertas. Dari posisinya yang keras menuntut
liberalisasi sektor pertanian, yang sangat ditentang oleh Eropa, mereka
akhirnya tunduk juga pada UE.
Tapi, prinsip pasar
bebas atau perdagangan bebas jelas dikorbankan, apapun alasannya. Sebenarnya,
tekanan dalam negeri AS berada di belakang pelunakan sikap tersebut. Suatu
pasal dalam UU Pertanian AS yang dikeluarkan baru-baru ini dengan tegas
menyebutkan bahwa “tidak semua sektor pertanian siap untuk masuk ke pasar bebas”.
Di bidang jasapun sama saja. AS tidak berniat untuk menciptakan pasar bebas
atau perdagangan bebas di sektor jasa, yang mereka inginkan hanya akses pasar
yang lebih besar bagi industri jasa mereka. Lalu masih ada cerita lama tentang
lobi buruh industri di AS yang terpukul oleh produk impor dari negara
berkembang. Amerika Latin mempunyai cerita yang tidak berbeda.
Walaupun sudah ada FTAA
dan Mercosur, banyak negara anggota yang tidak terlalu bersemangat. Ambil
contoh Brazil. Dengan defisit perdagangan yang makin besar, mudah dimengerti
mengapa mereka cenderung menangguhkan ide pasar bebas. Satu per-satu negara di
kawasan ini mulai memasuki masa sulit lagi setelah tanda tanda kebangkitan
sempat muncul di awal tahun 1990an.
Di kawasan Asia
Pasifik, pada awal 1990an semua bersemangat dengan pasar bebas atau perdagangan
bebas, dan sejumlah statistik klasik selalu dipaparkan untuk menunjukkan dampak
positif dari peningkatan perdagangan di kawasan ini. AFTA kemudian lahir.
Namun, setelah banyak negara anggota mengalami kesulitan neraca pembayaran,
tindakan mengurangi impor mulai diterapkan. Sekali lagi prinsip pasar bebas
atau perdagangan bebas dikorbankan demi kepentingan nasional. Jadi, harus
diakui dunia memang belum siap dengan sistem pasar bebas atau perdagangan
bebas.
F.
Peranan
Indonesia dalam Pasar Bebas
Di tengah gempuran
hebat produk China ke Tanah Air, Indonesia menegaskan tetap ikut memenuhi
komitmen terlibat dalam Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN dan China mulai 1
Januari 2010. Itu berarti, pasar kita akan kian dikepung oleh produk China,
baik tekstil, buah-buahan, bumbu masak, maupun mainan anak-anak.
Lalu, apa salahnya
dengan produk China? Di sinilah persoalannya. Sudah bukan rahasia lagi selama
ini mutu produk China yang membanjiri pasar kita tidak jauh berbeda dengan
produk dalam negeri, bahkan lebih buruk. Produk China juga masih diragukan
keamanannya bagi kesehatan. Selain itu, barang dari ‘Negeri Tirai Bambu’ itu
kelewat murah sehingga produk dalam negeri kalah bersaing dan akhirnya mati. Saat
ini hampir semua jenis produk China melenggang bebas masuk ke negeri ini.
Padahal, pada era 1970-an produk China yang diimpor hanya produk yang tidak
bisa dibuat di Indonesia.
Di negara maju seperti Australia
saja, produk China masih dikenakan pembatasan. Dengan demikian, perjanjian pasar
bebas dan perdagangan bebas ASEAN-China amat jelas bakal lebih menguntungkan
China dari pada negara-negara ASEAN, dan sangat jelas terutama sangat merugikan
Indonesia. Data resmi dari Badan Pusat Statistik tahun 2011 menunjukkan saat
ini saja ekspor kita ke China hanya 8,55%, sedangkan importnya mencapai 11,37%.
Merebaknya pesimisme itu lebih disebabkan belum mantapnya industri dalam
negeri. Industri kita masih dibebani rupa-rupa masalah yang menyebabkan daya
saing kita rendah. Infrastruktur yang buruk, suku bunga bank yang masih tinggi,
kurs rupiah yang tidak stabil, serta birokrasi yang berbelit-belit dan korup,
semua itu menyebabkan produk Indonesia tidak bisa berbicara banyak. Kita tidak
punya basis yang kuat masuk ke pasar China. Kita juga tidak punya daya tahan
yang hebat untuk membendung serbuan produk China.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari hasil pembahasan kami, maka
dapat di tarik simpulan bahwa dampak pasar bebas dalam neoliberalisme sangat
berpengaruh tehadap perekonomian di Indonesia, khususnya terhadap masyarakat
kecil. Selain itu, kami perlu menggaris bawahi bahwa sejujurnya Indonesia
memaksakan diri masuk implementasi perdagangan bebas ASEAN-China. Dengan
melihat masih compang-campingnya industri manufaktur kita, ada baiknya bila
Indonesia menunda implementasi pasar bebas atau perdagangan bebas dengan China.
Belum terlambat bagi pemerintah untuk menegosiasikan kesepakatan itu.
B.
Saran
Melihat dampak yang ditimbulkan
dari pasar bebas atau perdagangan bebas, ada baiknya kita sebagai warga negara
yang baik, hendaknya mendukung produk-produk dalam negeri. Sebagai konsumen
ddukungan tersebut bisa direalisasikan dengan cara menggunakan dan mencintai
produk dalam negeri, dan sebagai produsen dengan cara menjaga kualitas produk
yang dibuat agar tidak kalah dengan produk-produk import. Karena sejatinya
produk import belum tentu berkualitas dan sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. 2000. Ekonomi Indonesia Baru “Kajian dan Alternatif Solusi Menuju Pemulihan”.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Bayutube86. Makalah
Artikel Ekonomi Indonesia.
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-sistem-ekonomi-neoliberal.html
(Diakses 24 Juni 2014)
Effendy, Putri Citra. Pasar Bebas.
http://putericitraeffendy.blogspot.com/2012/05/pasar-bebas_19.html
(Diakses 23 Juni 2014)
Hatta, Mohammad. 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti Idayu Press
Husada, Hilmi. Makalah
ekonomi kerakyatan vs neoliberalisme.
http://hilmihusada.wordpress.com/2012/10/30/makalah-ekonomi-kerakyatan-vs-neoliberalisme/
(Diakses 23 Juni 2014)
Sanjaya, Adi. Neoliberalisme
dan Globalisasi.
http://adisanjaya5.blogspot.com/2012/06/makalah-globalisasi-dan-neoliberalisme.html (Diakses 23 Juni 2014)
Sukirno, sadono. 1994. Mikro Ekonomi . Jakarta: Raja Grafindo
0 komentar:
Posting Komentar