Jumat, 27 Februari 2015

Model PBL

Diposting oleh Unknown di 14.11


Nama               : Nisa Adi Komala
NIM                : 201333083
Kelas               : IIIB/PGSD
Mata Kuliah    : Aplikasi IPS (Menentukan Model Pembelajaran)

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

A.      Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Prolem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan.
Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :
1.         Menurut Duch (1995) Problem Based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “nagaimana belajar” bekerjasama secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran ynag dimaksud.
2.         Menurut Andres (Trianto, 2007), Problem Based learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat pengetahuannya sndiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
3.         Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based learning (PBL) merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.
Dari beberapa definisi mengenai Problem Based learning (PBL) dapat disimpulkan bahwa Problem Based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada fokus pemecahan masalah dunia nyata (real world), proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Savery, duffy dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah permasalahan yang nyata, yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

B.       Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), beserta prilaku gurunya.
1.         Orientasi siswa kepada masalah.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivasi pemecahan masalah yang dipilihnya.
2.         Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3.         Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan infomasi yang sesuai melaksanakan eksprimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4.         Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5.         Mengembangkan dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

C.      Alasan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Alasan saya memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dikarenakan konsep yang dibahas dari tema “perubahan waktu” yang telah saya kemas dalam judul “modernisasi”, telah hidup dalam dunia nyata disekitar lingkungan peserta didik tinggal. Permasalahan tersebut bisa diketahui peserta  didik dengan jalan dikusi, mengamati dan mewawancarai warga sekitar yang usianya kurang lebih dari sama dengan 30 tahun. Informasi yang dicari mengenai perubahan kearah yang modern baik perubahan dari segi bangunan rumah, perubahan prilaku, perubahan kebiasaan dan lain sebagainya. Dengan demikian, peserta didik akan mendapatkan hasil dari kegiatan yang dilakukan.

Sumber :
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar




0 komentar:

Posting Komentar

 

Senyum Terbaikqu Karena Pesan Sukses Darimu Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare