Nama : Nisa Adi Komala
NIM : 201333083
Kelas : 2B-PGSD
Makul : Konsep IPS
Dosen Pengampu : Imaniar Purbasari, S.Pd., M.Pd
Legenda Bledug Kuwu
Dahulu di kerajaan Medang Kamolan dikuasai oleh seorang raja
bernama Prabu Dewata Cengkar. Dia adalah sosok raja yang sombong, serakah dan
ditakuti. Ia juga dikenal sebagai raja yang tidak bisa mati, serta bersifat
kanibal. Ia sering memakan daging rakyat Medang Kamolan. Rakyat Medang Kamolan
semakin habis karena dimakan oleh Dewata Cengkar dan ada yang takut menjadi
santapan Dewata Cengkar kemudian meninggalkan Medang Kamolan. Hingga hanya
tersisa Roro Cengkek yang tinggal di rumah Kaki Grenteng.
Namun akhirnya datanglah seorang tokoh ksatria dari negeri
Tibet bernama Aji Saka. Aji Saka ketika datang ke Medang Kamolan disambut oleh
Kaki Grenteng. Saat berada di rumah Kaki Grenteng, Aji Saka ke belakang untuk
mengeluarkan air seni, ternyata disitu air seninya diminum oleh ayam jago Roro
Cangkek. Ajaib ayam jago tersebut bisa bertelur seperti layaknya ayam betina.
Dan kemudian telur itu disimpan Roro Cengkek dalam lumbung dan telur itu
berubah menjadi Ular Raksasa yang dikenal dengan nama Jaka Linglung, tanpa
sepengetahuan Aji Saka.
Saat Roro Cangkek hendak ditangkap Dewata Cengkar utnuk
dijadikan makanannya, Aji Saka menyerahkan dirinya sebagai ganti Roro Cengkar.
Namun sebelum dimakan, Aji Saka meminta sebidang tanah seluas sorban yang
dipakainya dan Dewata Cengkar sendiri yang harus mengukurnya. Setelah Dewata
Cengkar setuju,, pengukuran dilakukan Dewata Cengkar sendiri. Ajaibnya sorban
itu tidak habis-habis hingga sampai pada akhirnya Dewata Cengkar jatuh ke Laut
Kidul dan berubah wujud menjadi Buaya Putih. Dan kemudian Aji Saka menjadi raja
di kerajaan Medang Kamolan.
Kemudian Jaka Linglung menemui Aji Saka dan mengatakan
jikalau dirinya adalah anaknya. Namun Aji Saka sedikit tidak percaya dan
memerintahkan Jaka Linglung untuk mengalahkan Buaya Putih yang berada di Laut
Kidul yang tidak lain adalah Dewata Cengkar, agar dirinya percaya kalau Jaka
Linglung adalah anaknya. Dan setelah mengalahkan Buaya Putih Jaka Linglung
diperintahkan untuk kembali ke Medang Kamolan melewati bawah tanah karena
bentuknya Ular Raksasa yang menakutkan. Jaka Linglung segera bergegas ke Laut
Kidul. Sesampainya disana Jaka Linglung bertarung melawan Buaya Putih dan
berhasil mengalahkan Buaya Putih itu. Seperti pesan ayahnya, Jaka Linglung
kembali ke Medang Kamolan melewati bawah tanah. Karena dirasa sudah sampai, ia tersebut muncul ke permukaan.
Rupanya belum sampai dan masih jauh. Tempat pertama ia muncul ke permukaan ini
adalah di Jono, kemudian muncul lagi di Crewek dan yang ketiga kalinya muncul
di Kuwu. Kemunculan yang ketiga ini terjadi keanehan. Karena di dalam tanah ia
sudah kelelahan, dengan sekuat tenaga dia muncul ke permukaan tanah dengan
disertai bunyi “Bledug..Bledug..Bledug..”. ketika Jaka Linglung muncul di tanah
tersebut terdapat bekasnya dan membentuk kubangan dengan diameter yang sangat
besar. Dan dari lubang tersebut secara periodik, akan terjadi letusan atau
ledakan yang disertai bunyi “Bledug..”.
Dan dari situlah, tempat tersebut dinamakan Bledug Kuwu.
Kubangan
lubang tanah berdiameter ± 650 meter yang menyemburkan lumpur di lahan tanah
sekitar 45 hektar di Desa Kuwu itulah yang kemudian dipercaya sebagai tapak tilas
makhluk mengerikan berwujud ular naga raksasa yang heroik tersebut. Masyarakat
sekitar temapat tersebut percaya kalau Bledug Kuwu itu tersambung dengan Laut
Kidul karena air disekitar Bledug Kuwu itu berasa asin.
0 komentar:
Posting Komentar